Tuesday, February 17, 2015

Tentang Cinta

Tujuh tahun yang lalu pertama kalinya aku menyadari ada sesuatu gejolak dalam diriku, suatu rasa yang indah, asmara, aku mulai merasakan getar-getaran cinta, aku mulai tertarik terhadap laki-laki namun selalu menutup-nutupinya agar tidak ada yang tahu, saat itu yang bergejolak dalam hatiku hanyalah tentang sosok -sosok pria yang sering kutemui, aku mulai tertarik dengan beberapa diantara mereka, aku mulai canggung berdekatan dengan mereka, ada rasa malu, suka dan takut sekaligus menyatu dalam rasa dan kadang aku mengigil jika ada yang terlalu dekat berdiri disampingku, aku menikamti rasa-rasa seperti itu, untuk menghindari hal-hal yang mungkin kuinginkan aku selalu segera menjauh dari mereka. aku mulai terjebak dalam cinta-cinta tak tahu arah dan tak berpendidikan. Dulu jika ada yang tersenyum padaku atau sengaja menatapku makan aku akan langsung menyimpulkan orang tersebut menyukaiku. aku benar-benar tak tahu arah saat itu.
Suatu hari aku mendaftar menjadi member sebuah internet cafe, setiap hari selalu ketempat itu sampai suatu hari seseorang menghubungiku lewat media chating di internet, dia menanyaiku banyak hal ini itu, kami bercerita banyak dan aku merasa nyaman dengan obrolan pendek itu. saat itu aku belum tahu bagaimana wajah orangnya namun yang pasti dia seorang pria berusia 27 tahun. esoknya kami kembali chat sampai berminggu-minggu hingga akhirnya dia membuatku terkejut, dia mengatakan bahwa dia sudah tahu siapa aku dan bagaimana aku, aku merasa malu, takut dan berdebar-debar. kuberanikan bertanya siapa dia? awalnya dia tidak ingin memberitahuku, katanya yang penting dia sudah tahu siapa aku dan itu membuatku penasaran namun aku tidak lagi meminta untuk memberitahu siapa dia.
Entah apa yang kurasakan, aku juga tidak bisa menjelaskannya yang pasti saat aku kembali ketempat itu nick name yang digunakanya tertulis jelas dimonitor, aku ingin sekali menyapanya duluan tapi tak kulakukan, aku tak punya keberanian untuk memulai duluan sampai beberapa jam kedepan kulalui gelisah, aku tidak bisa konsentrasi dan mumutuskan untuk pulang. Esoknya dia ada lagi dan aku masih tetap diam, aku mencoba bersikap biasa saja, pura-pura tidak ingin tahu padahal dalam hatiku membara penuh pertanyaan. esok harinya sengaja aku datang siang hari agar tidak bertemu dengannya, lucky me, dia tidak ada alias offline, hari itu aku bisa sedikit tenang berselancar didunia maya setelah beberapa jam aku memutuskan untuk pulang dan pas dipintu depan aku bertemu dengan seorang pria yang berumur sekitar 28 tahun, dia member juga, kami sering bertemu jika online sore hari tapi aku tak tahu siapa namanya, dia tersenyum padaku, aku tersenyum padanya kemudian berlalu meninggalkan tempat itu.
Esok harinya karena masih penasaran aku sengaja datang sore seperti biasanya dan ada dia, baru saja aku online dia langsung menyapaku lewat chat, sombong ya tulisnya, aku tiba-tiba menggigil dan resah tak tahu harus jawab apa, karena kehabisan akal dan oksigen ( dadaku sesak sendiri) kujawab seadanya, "bukan sombong cuma gak tau mau ngobrol apalgi sama kamu' tulisku. 
" kamu boleh tanya aku apa aja" balasnya
"apa ya???" balasku lagi.
"oya kamu yang mana sih orangnya, masih mau main rahasia-rahasiaan neh?" tanyaku lagi
butuh beberapa menit baru dia membalas chat-an ku
"kamu benaran pengen tahu?" tulisnya
"iya" tulisku
"lihat kesebelah kirimu!" tulisnya
langsung saja kuputar arah kepala, ada 3 orang disana, disebelahku seorang perempuan, disebelahnya seorang perempuan lagi, diujung sana ada pria yang sering bertemu, yang kemaren bertemu di pintu depan, jantungku berdetak kencang aku melihatnya, dia menoleh padaku kemudian tersenyum, aku tersenyum dengan wajah setengan pucat dan tak pecaya, sebuah senyum yang tidak normal, aku tiba-tiba menjadi dingin, keringatan, butuh waktu beberapa saat aku menyembunyikan wajahku dibalik papan pembatas komputer warnet, aku maluuuuuuuuu. aku bisa melihat dia masih memandangiku, aku menggigil tapi sudah sedikit bisa menguasai diri, dalam hati berteriak "brengsek aku terjebak" aku takut dia bisa membaca gelagat dan hatiku kemudian aku berjalan keluar untuk menghirup udara segar.
kuhembuskan nafasku sekencang-kencangnya antara senang dan takut, telapak tanganku bahas, aku masih grogi, kupejamkan mataku saat memutuskan untuk kembali masuk, dia melihatku, aku tersenyum padanya kalinya lebih leluasa, aku merasa melayang melihatnya tersenyum. aku malu-malu kucing kemudian chat darinya masuk.
"nanti pulang kemana?"
"gatsu" jawabku
"kalo mau nanti bareng ya, sekalian kita searah, nanti aku antar kerumah" tulisnya
mataku melotot tak percaya, jantungku berdetak kencang, kulihat kerahnya, kuanggukan kepalaku kemudian kami tersenyum.
Diluar hari mulai gelap ditambah sedikit mendung, aku sudah agak lepas, tertawa tidak pernah menyangka jika bang Putra adalah orang yang selama ini ber-chating ria denganku. dia tertawa kemudian mengajaku pulang. dipertengahan jalan tiba-tiba hujan deras, kami pas berada dipinggi pasar toko-toko dan ruko sudah tutup,kami memutuskan untuk berhenti dan berteduh didepan sebuah toko yang sudah tutup dengan cahaya lampu jalan seadanya kami berdiri menunggu hujan reda, dia berdiri disampingku, aku kedinginan dan kebasahan dan sedikit menggigil kemudian tiba-tiba lengannya sudah ada dipundaku
"dingin ya?" katanya
"iya" jawabku menunduk malu
itu pertama kalinya aku disentuh pria, ada rasa hangat muncul dari dasar hatiku,  lengan bang putra terasa hangat dan nyaman, dia semakin merapatkan tubuhnya ketubuhku, aku benar-benar menjadi panas. cuaca dingin namun aku terasa hangat dan nyaman, kuberanikan diri merebahkan kepala kelengannya.
"mau pakai jaket" katanya lagi
"gak usah, ini juga sudah hangat" jawabku
dia menatapku dalam lekat malam dan hujan deras bisa kurasakan tubunya semakin menempel ketubuhku, aku ingin berpaling dari tatapannya tapi kemudian sebuah ciuman hangat mendarat dibibirku, hangat mataku tiba-tiba terpejam, aku menikmatiya. kemudian tersenyum dan tertawa kecil, aku malu tapi mau. tangannya yang sebelah kiri meraih pinggangku kami berciuman lagi, aku tidak lagi malu kulepaskan getar-getar dijiwaku, aku terhanyut dalam ciuman pertama itu. selanjutnya dia terus memeluku sampai hujan sedikit reda kami memutuskan melanjutkan perjalanan, dia memberikan jaketnya untuk kupakai. sesampai di depan rumahku kuberikan jaketnya dan malu-malu mengucapkan terima kasih, dia menatapku dibawah remang-remang lampu jalan, aku ingin memegang tangannya tapi ada banyak kendaraan yang lewat di sana, akhirnya aku hanya tersenyum dan melihatnya pergi berlalu dari hadapanku. aku merasa terbang bebas, melayang jiwaku lapang, aku jatuh cinta.

No comments:

Post a Comment