Tuesday, February 24, 2015

Maaf tulisan belakangan ini tidak beraturan

Maaf tulisanku belakangan ini tidak beraturan, mungkin gejala stress, aku tidak bisa fokus, terlalu banyak beban. next aku akan memperbaiki cara menulis yang benar dan baik, mohon doanya ya agar aku dapat meyelesaikan masalahku. aku benar-benar dalam kondisi tidak baik saat ini. sekali mohon doanya agar aku bisa hidup bahagia. terima kasih.

JIWA YANG MENDERITA

Dua tahun ini mungkin jadi tahun-tahun berat sampai hari ini, semua berawal dari awal 2013 aku memutuskan orang yang sudah lebih kurang 2 tahun menemani hari-hariku, aku tidak bisa menjelaskan kenapa cintaku semakin hari semakin hilang padanya sekalipun dia cukup baik terhadapku tapi bukan berarti juga dia tidak pernah membohongiku, aku tahu kapan dia berbohong padaku sampai puncaknya aku benar-benar tidak merasakan apapun lagi terhadapnya, aku memutuskan hubungan yang telah berjalan 2 tahun itu lewat telpon, aku menyampaikan alasanku dan apa yang membuat dadaku sesak. akhirnya aku plong, aku bebas tapi juga berarti aku akan mengalami kesulitan secara finansial, tidak kupungkiri bahwa selama lebih kurang 2 tahun pacaran denganya hampir seluruh biaya hidupku ditanggung olehnya, aku pernah menolaknya tapi dia tetap memaksaku menerima semua pemberiannya dengan dalih dia bertanggung jawab terhadap hidupku. itu beban untuku, aku takut berhutang budi sekalipun dia bilang dia melakukan semua itu karena mencintaiku, karena menyayangiku.
awal-awal aku merasa sangat bebas hidup tanpa beban dan kebetulan juga bisnis online yang kujalani cukup untuk memenuhi semua kebutuhanku namun ternyata itu tidak berlangsung lama, bisnis yang kujalani mulai sepi dan aku hampir kerepotan mengatur biaya hidupku sendiri, aku sudah berusaha semaksimal mungkin dibidang ini, aku ingin fokus dibidang ini tapi mungkin karena sekarang sudah banyak saingan jadinya bisnisku agak sepi dan membuatku cemas setiap harinya, cemas aku tidak dapat melanjutkan hidupku, cemas aku tidak bisa makan esok hari, cemas bagaimana aku membayar sewa kos-ku tiap bulannya.
belakangan ini hidupku selalu diikuti rasa takut dan cemas setiap harinya, ini adalah satu-satunya jalan yang bisa kujalani, aku tidak bisa bekerja ditempat lain dan aku juga tidak ingin merepotkan orang tuaku, kondisi tubuh dan kesehatanku tidak memungkinkan aku untuk menjadi karyawan lagi, aku ingin menjalankan usaha ini, ingin mengembangkan usaha ini, aku cinta usaha ini tapi sepertinya takdir belum berpihak padaku.
aku biasanya tegar menghadapi apapun yang hilang dalam hidupku, tapi jika aku kehilangan usaha ini, sudah bisa dipastikan aku menjadi manusia yang gagal. dalam hidupku aku sudah kehilangan banyak hal, meski sekarang tertatih-tatih tapi aku tak ingin melepas usaha ini, aku tidak ingin meninggalkanya, tapi sepertinya semua keluargaku menginginkanku untuk melepaskannya dan balik saja kekampung.
ini bukan soal menyerah semudah itu, ini soal tekad untuk menuju kesuksesan, aku bernah berhasil dibidang ini, aku berpengalaman dibidang ini, paling tidak biarkan aku mencoba sampai aku benar-benar tidak sanggup lagi walau aku tahu pasti aku tidak akan mendapatkan dukungan dari siapapun.
aku merasa kehidupanku telah dirampas oleh takdir habis-habisan, aku kehilangan banyak hal, masa remaja, kasih sayang, pendidikan dan jika aku juga kehilangan kesempatan membuktikan aku bisa lewat usaha ini, aku tak tahu lagi seperti apa remuknya hatiku. dan mungkin juga karena sedikit gengsi dengan orang-orang yang mengetahui latar belakangku, aku pergi selama ini jika kemudian aku pulang dan membawa penyakit tanpa membawa hasil apa-apa sudah dipastikan mereka akan mencibir kearahku, bapakku sendiri pernah meremehkanku. semoga saja Allah SWT membantuku keluar masalah ini.
aku semakin pusing setelah mendapat kabar gembira bulan depan adiku akan melangsungkan pernikahannya, kondisiku sedang dalam tidak baik secara kesehatan dan finansial, aku merasa sedih dan tak berguna. seharusnya aku bahagia mendengar kabar tersebut. ya Allah banyak sekali cobaan hidupku. tolong aku.

Tuesday, February 17, 2015

Tentang Cinta

Tujuh tahun yang lalu pertama kalinya aku menyadari ada sesuatu gejolak dalam diriku, suatu rasa yang indah, asmara, aku mulai merasakan getar-getaran cinta, aku mulai tertarik terhadap laki-laki namun selalu menutup-nutupinya agar tidak ada yang tahu, saat itu yang bergejolak dalam hatiku hanyalah tentang sosok -sosok pria yang sering kutemui, aku mulai tertarik dengan beberapa diantara mereka, aku mulai canggung berdekatan dengan mereka, ada rasa malu, suka dan takut sekaligus menyatu dalam rasa dan kadang aku mengigil jika ada yang terlalu dekat berdiri disampingku, aku menikamti rasa-rasa seperti itu, untuk menghindari hal-hal yang mungkin kuinginkan aku selalu segera menjauh dari mereka. aku mulai terjebak dalam cinta-cinta tak tahu arah dan tak berpendidikan. Dulu jika ada yang tersenyum padaku atau sengaja menatapku makan aku akan langsung menyimpulkan orang tersebut menyukaiku. aku benar-benar tak tahu arah saat itu.
Suatu hari aku mendaftar menjadi member sebuah internet cafe, setiap hari selalu ketempat itu sampai suatu hari seseorang menghubungiku lewat media chating di internet, dia menanyaiku banyak hal ini itu, kami bercerita banyak dan aku merasa nyaman dengan obrolan pendek itu. saat itu aku belum tahu bagaimana wajah orangnya namun yang pasti dia seorang pria berusia 27 tahun. esoknya kami kembali chat sampai berminggu-minggu hingga akhirnya dia membuatku terkejut, dia mengatakan bahwa dia sudah tahu siapa aku dan bagaimana aku, aku merasa malu, takut dan berdebar-debar. kuberanikan bertanya siapa dia? awalnya dia tidak ingin memberitahuku, katanya yang penting dia sudah tahu siapa aku dan itu membuatku penasaran namun aku tidak lagi meminta untuk memberitahu siapa dia.
Entah apa yang kurasakan, aku juga tidak bisa menjelaskannya yang pasti saat aku kembali ketempat itu nick name yang digunakanya tertulis jelas dimonitor, aku ingin sekali menyapanya duluan tapi tak kulakukan, aku tak punya keberanian untuk memulai duluan sampai beberapa jam kedepan kulalui gelisah, aku tidak bisa konsentrasi dan mumutuskan untuk pulang. Esoknya dia ada lagi dan aku masih tetap diam, aku mencoba bersikap biasa saja, pura-pura tidak ingin tahu padahal dalam hatiku membara penuh pertanyaan. esok harinya sengaja aku datang siang hari agar tidak bertemu dengannya, lucky me, dia tidak ada alias offline, hari itu aku bisa sedikit tenang berselancar didunia maya setelah beberapa jam aku memutuskan untuk pulang dan pas dipintu depan aku bertemu dengan seorang pria yang berumur sekitar 28 tahun, dia member juga, kami sering bertemu jika online sore hari tapi aku tak tahu siapa namanya, dia tersenyum padaku, aku tersenyum padanya kemudian berlalu meninggalkan tempat itu.
Esok harinya karena masih penasaran aku sengaja datang sore seperti biasanya dan ada dia, baru saja aku online dia langsung menyapaku lewat chat, sombong ya tulisnya, aku tiba-tiba menggigil dan resah tak tahu harus jawab apa, karena kehabisan akal dan oksigen ( dadaku sesak sendiri) kujawab seadanya, "bukan sombong cuma gak tau mau ngobrol apalgi sama kamu' tulisku. 
" kamu boleh tanya aku apa aja" balasnya
"apa ya???" balasku lagi.
"oya kamu yang mana sih orangnya, masih mau main rahasia-rahasiaan neh?" tanyaku lagi
butuh beberapa menit baru dia membalas chat-an ku
"kamu benaran pengen tahu?" tulisnya
"iya" tulisku
"lihat kesebelah kirimu!" tulisnya
langsung saja kuputar arah kepala, ada 3 orang disana, disebelahku seorang perempuan, disebelahnya seorang perempuan lagi, diujung sana ada pria yang sering bertemu, yang kemaren bertemu di pintu depan, jantungku berdetak kencang aku melihatnya, dia menoleh padaku kemudian tersenyum, aku tersenyum dengan wajah setengan pucat dan tak pecaya, sebuah senyum yang tidak normal, aku tiba-tiba menjadi dingin, keringatan, butuh waktu beberapa saat aku menyembunyikan wajahku dibalik papan pembatas komputer warnet, aku maluuuuuuuuu. aku bisa melihat dia masih memandangiku, aku menggigil tapi sudah sedikit bisa menguasai diri, dalam hati berteriak "brengsek aku terjebak" aku takut dia bisa membaca gelagat dan hatiku kemudian aku berjalan keluar untuk menghirup udara segar.
kuhembuskan nafasku sekencang-kencangnya antara senang dan takut, telapak tanganku bahas, aku masih grogi, kupejamkan mataku saat memutuskan untuk kembali masuk, dia melihatku, aku tersenyum padanya kalinya lebih leluasa, aku merasa melayang melihatnya tersenyum. aku malu-malu kucing kemudian chat darinya masuk.
"nanti pulang kemana?"
"gatsu" jawabku
"kalo mau nanti bareng ya, sekalian kita searah, nanti aku antar kerumah" tulisnya
mataku melotot tak percaya, jantungku berdetak kencang, kulihat kerahnya, kuanggukan kepalaku kemudian kami tersenyum.
Diluar hari mulai gelap ditambah sedikit mendung, aku sudah agak lepas, tertawa tidak pernah menyangka jika bang Putra adalah orang yang selama ini ber-chating ria denganku. dia tertawa kemudian mengajaku pulang. dipertengahan jalan tiba-tiba hujan deras, kami pas berada dipinggi pasar toko-toko dan ruko sudah tutup,kami memutuskan untuk berhenti dan berteduh didepan sebuah toko yang sudah tutup dengan cahaya lampu jalan seadanya kami berdiri menunggu hujan reda, dia berdiri disampingku, aku kedinginan dan kebasahan dan sedikit menggigil kemudian tiba-tiba lengannya sudah ada dipundaku
"dingin ya?" katanya
"iya" jawabku menunduk malu
itu pertama kalinya aku disentuh pria, ada rasa hangat muncul dari dasar hatiku,  lengan bang putra terasa hangat dan nyaman, dia semakin merapatkan tubuhnya ketubuhku, aku benar-benar menjadi panas. cuaca dingin namun aku terasa hangat dan nyaman, kuberanikan diri merebahkan kepala kelengannya.
"mau pakai jaket" katanya lagi
"gak usah, ini juga sudah hangat" jawabku
dia menatapku dalam lekat malam dan hujan deras bisa kurasakan tubunya semakin menempel ketubuhku, aku ingin berpaling dari tatapannya tapi kemudian sebuah ciuman hangat mendarat dibibirku, hangat mataku tiba-tiba terpejam, aku menikmatiya. kemudian tersenyum dan tertawa kecil, aku malu tapi mau. tangannya yang sebelah kiri meraih pinggangku kami berciuman lagi, aku tidak lagi malu kulepaskan getar-getar dijiwaku, aku terhanyut dalam ciuman pertama itu. selanjutnya dia terus memeluku sampai hujan sedikit reda kami memutuskan melanjutkan perjalanan, dia memberikan jaketnya untuk kupakai. sesampai di depan rumahku kuberikan jaketnya dan malu-malu mengucapkan terima kasih, dia menatapku dibawah remang-remang lampu jalan, aku ingin memegang tangannya tapi ada banyak kendaraan yang lewat di sana, akhirnya aku hanya tersenyum dan melihatnya pergi berlalu dari hadapanku. aku merasa terbang bebas, melayang jiwaku lapang, aku jatuh cinta.

Monday, February 9, 2015

SKENARIO KEMATIAN

Tulisan ini kubuat sekitar beberapa tahun yang lalu, saat aku benar-benar kecewa dengan hidup dan orang-orang sekitarku, tak peduli bagaimana pendapat orang lain, ya aku memang sudah gila, aku sudah mati rasa. tapi sekarang aku sudah mampu mengatasi semua rasa kecewa dan terus membangun semangat baru namun tetap masih dalam kondisi labil. aku mungkin memang butuh psikiater untuk mengobati jiwaku yang sakit dan sakau ini atau untuk melepaskan segala duka lara ku ini.
ini dia SKENARIO KEMATIAN, selamat menikmati

Aku sering membayangkan mati dengan pergelangan tangan teriris diatas tempat tidurku, di kamar kos ini. Aku akan menutup jendela kamarku, mengunci pintu menghidupkan lampu dan membiarkan hpku hidup. Hingga kemudian tetanggaku, maksutku penghuni kamar kos yang lain mulai curiga kenapa aku tak pernah kelihatan lagi, padahal sering terdengar olehnya dering hpku di dalam kamar, juga setiap malam dilihatnya lampu kamarku tetap hidup dan saat melewati kamarku dia juga merasa heran kenapa kamarku tidak terkunci dan dia tak sekalipun mendengar suaraku dalam satu hari ini.
            Satu  hari telah berlalu dan aku masih bisa melihat wajah pucatku dengan mata tertutup dan dengan bibir tersenyum getir yang menandakan penderitaanku serta tangan yang menguarkan darah, mengeluarkan tetes demi tetes penderitaanku, aku duduk disisi ranjang melihat tubuhku yang tak bernyawa lagi di atas tempat tidur ini, kulihat jasadku dan tersenyum akhirnya aku lepas dari semua penderitaan dunia ini. Kemudian sikecil Dira mulai cemas dan kecarian akan diriku karena tak punya teman untuk diajak bermain, cucu ibu kos itu memang dekat sekali denganku.
            Berulang kali dia mencoba menghubungiku, ponselku diatas lemari menjerit-jerit tertulis nama gadis kecil itu disitu, aku ingin menjawab panggilan itu tapi aku selalu gagal karena tanganku tak dapat menyentuh hp itu. Sedikit tentang dira,  dia gadis kecil yang mempunyai otak sedikit licik dan cerdik, anak zaman sekarang memang sangat berbeda sekali dengan zaman-zaman kecilku dulu, dira berbeda sekali denganku sewaktu kecil, waktu kecil aku selalu menjadi anak yang penurut dan pemalu sementara dira kecil tak ubahnya seperti belanda, setiap pertanyaannya adalah menjajah, jika tak diikuti mengancam atau menyebutku dengan sebutan payah “ ya om Edo payah, gak gaul, gak ini, gak itu” dan banyak lagi sebutan aneh yang sebenarnya belum pantas diucapakan oleh mulut gadis kecil itu.
                        Kami juga sering makan bakso bersama, bakso wak Dun yang sering lewat didepan kos, atau sekedar mencicipi bakso siomay yang dijual dengan tusuk lidi dengan saos tomat. Berulang kali dira menghubungiku hingga akhirnya dia menyerah karena tak mendapatkan jawaban dariku. Kemudian tetanggaku mulai menyadari sudah terjadi sesuatu dengan diriku, dia menghampiri kamarku dan mengetuk pintu sambil memanggil namaku berulang kali, aku menjawab dan tentu saja dia tak bisa mendengarnya, ditariknya gagang pintu dan terkunci dari dalam, menyadari ketidak beresan itu dia mencoba mencari-cari celah lewat dinding kamarku namun tak satupun celah yang ditemukannya, tiba-tiba hidungnya mengendus-ngendus bau tidak sedap tapi yang terpikir olehnya saat itu adalah bau sungai disamping kamar kos kami, padahal jika dia menyadarinya saja itu adalah bau darah.
            Semakin lama bauitu semakin tajam dan menyengat rasa curiga membuatnya memberanikan diri menceritakan perihal aku pada ibu kos dan saat itu sikecil dira juga mendengarkan langsung menyahut “ iya dira telpon-telpon om edo gak pernah diangakat” . ibu kos menyuruh anaknya memeriksa kamarku, berulang kali mereka memanggilku, namun tak ada jawab dari dalam kamarku.  salah satu dari mereka berkata “nanti dia pingsan kayak waktu itu”, “mungkin” sahut yang lainnya. Sedikit kesal anak bu kos membuka paksa pintu kamarku namu gagal karena terkunci dari dalam,. Kemudian dia membolongi pintu hingga tanganya bisa masuk dan melepaskan pengunci pintu.
            Pintu dibuka sangat pelan, hati semua orang dipenuhi tanda Tanya yang teramat besar, Aroma tidak sedap segera menyeruak keluar, hampir semua mata yang berada didepan pintu kamarku mau meloncat dari kelopaknya melihat pemandangan didepan mereka, sikecil dira menjerit, teman-teman kos yang lain menutup mulut tak percaya, anak ibu kos muntah-muntah dan ibu kos sendiri jatuh pingsan, semuanya terpaku dan kemudian panik, “lapor polisi” ucap seseorang . mereka tetap memandangi jasadku yang tergeletak diatas tempat tidur dengan tangan hampar jatuh kelantai dan mengeluarkan darah. Bisa kulihat raut wajah semua orang disana, tak percaya aku akan melakukan hal sekeji itu, hati mereka bersuara ada yang tak percaya dan ada  yang sedih. Kudekati wajah-wajah mereka yang pucat dan tentu saja mereka tak bisa melihatku, kemudian aku menangis karena melihat ibu kos terbaring karena pingsan, aku merasa bersalah karena membuatnya repot dengan kejadian ini.
            Tak ada yang berani menyentuh jasadku hingga beberapa saat kemudian polisi dan ambulan datang , semua orang kulihat panik dan  hiruk pikuk, suara sirene ambulan mengaung-ngaungkan kesedihan. Tubuhku dimasukan kedalam suatu kantung plastik hingga kemudian diangkat menuju ambulan, sebelum kamarku diberi police line beberapa polisi dan anak ibu kos sempat membaca beberapa tulisan yang kutancapkan di dinding kamar, tulisan itu ku bikin diatas tiap kertas a4 dan menancapkannya di dinding kamarku, tulis itu menggambarkan isi hatiku, sad, cry, desperate, ugly, lonely, jobless, love sex, happy, smile, hypocrite, hate, lost, missing, alone, dance and dream, hope and tear”, dan banyak lagi. Lalu salah seorang diantara mereka berkata, dia tertekan, lalu anak ibu kos menyahut tapi dia kelihatan baik-baik saja , selalu ramah dan tersenyum meski jarang berbicara, polisi yang tadi berkata lalu melihat fotoku yang tergantung di dinding , ya dia memang tipe pendiam dan penyimpan rahasia, dia juga sangat sensitive katanya sambil melihat lagi pada fotoku, aku hanya bisa terdiam disudut kamar, tiba-tiba saja persaaan tak nyaman merasukiku, aku tak suka mereka menyentuh barang-barang dikamarku, lalu salah seorang polisi mengamankan pisau yang tergeletak dilantai kedalam sebuah plastic dan kemudain tanpa diketahui siapapun dia mengambil diary ku. Aku mencoba menghalanginya tapi tentu sja aku tak bisa karena aku tak bisa menyentuh apapun,.
            Kamarku diberi police line , jasadku dibawa kerumah sakit terdekat untuk melakukan visum, ambulance bergerak cepat dengan nauangan kesedihan, aku meluncur cepat menuju ambulan dan dengan gampangnya aku menaiki mobil tersebut meski tengah melaju, aku duduk di samping kepala jasadku,  kulihat dua orang perawat dan anak ibu kos duduk terdiam. “ pasti dia stress ucap seorang perawat” “ iya sayang sekali ya padahal dia masih muda dan kelihatannya seperti orang baik-baik” ucapa perawat yang satu lagi. Aku mendengar semua itu dan mendengar juga suara hati anak ibu kos yang mengutukku karena membuat masalah di rumahnya. Air mataku berlinanagan dan kemudian menangis mendengar kata-kata hati anak ibu kos dan kata dua orang perawat itu, padahal aku telah menjadi arwah yang penasaran namun masih saja cengeng, payah!!!
            Aku melayang dan terus melayang saat jasadku telah sampai dirumah sakit hingga berhenti tepat berada di atas atap rumah sakit, aku duduk ditempat itu, karena memang aku suka dengan tempat yang tinggi, tapi ajaibnya pandanganku mampu menembus kedalam rumah sakit hingga aku bisa melihat semua kegiatan didalamnya, begitupun kemana mereka membawa jasadku, kesebuah ruangan yang penuh dengan jasad-jasad orang yang tak kukenal setelah hasil visum menyatakan bahwa aku murni bunuh diri.
            Aku telah duduk disana semalam suntuk dan tiba-tiba saja aku rindu akan kamar kosku, aku segera melayang ketempat itu, tak ada siapa-siapa diruangan itu, penghuni yang lainpun tak kelihatan entah kemana, mungkin mereka takut pikirku, hanya police line saja yang terbentang disana, aku masuk kekamarku, kupandangi isi kamarku, membaca semua tulisan-tulisan yang penah kutempelkan didinding kamarku, kulihat tumpukan buku-buku dan baju-baju dilemari itu serta album fotoku, lagi-lagi aku menangis memandangi foto-foto itu, ada senyumku yang manis disana, senyum yang selalu menjadi senjata dan kekuatanku, senyum yang selalu kuberikan kepada setiap orang semasa hidupku, senyum yang mampu menambah umurku walau akhirnya senyum itu kalah oleh takdir yang lain, bunuh diri!!!!
            Ku tatap semua album foto itu dan kemudian tersenyum aku telah bebas telah lepas dari derita dunia lirihku. Ada foto teman-temanku ku ucapkan selamat tinggal pada foto-foto itu, kupandangi lagi kesekeliling, kasurku, bonekaku, bantalku, kalian yang tahu apa yang terjadi dalam hidupku,lirihku pada benda-benda itu. Kemudian seperti ada yang memanggil-manggil namaku, aku melayang dan terus melayang hingga ke asal arah suara itu, kerumah sakit. Kulihat ayah, ibu dan adiku serta beberapa saudaraku tengah menangis didekat jasadku, ibu yang paling merasa kehilangan diantara semua itu, tiba-tiba rasa muak muncul dihatiku, aku benci dengan mereka semua, aku kecewa dan tak ingin melihat mereka, “kalian terlambat lirihku”  aku ingin berajak pergi dari tempat itu namun rasanya aku sama sekali tak punya kekuatan melakukan semua itu, aku tak berdaya.
Kulihat ibu menatap wajah pucatku sambil memegangi tanganku, dia tak berkata apa- apa selain menangis tapi aku bisa mendengar suara hatinya berbicara, dia meminta maaf dan menyesal telah mengabaikanku seumur hidupku, dia tak bisa memaafkan dirinya yang telah menyia-nyiakan aku, dia memegang tangaku erat-erat berharap aku hidup kembali, dalam hatinya terus memohon pada Yang Maha Pencipta agar aku bisa merasakan sentuhannya, rasa hangat yang dialirkannya , dia meminta pada Yang Maha Kuasa untuk menggantikan nyawanya dan memberikannya padaku. Aku mendegar semua itu, hatiku luluh untuk wanita yang sama menderitanya denganku,. Maafkanlah dirimu ibu ucapku lirih berderai air mata.
Kemudian kudengar suara hati ayahku suara yang tak pernah kudengar sebelumnya dia menyesal karena tak pernah memberitahuku jika dia bangga dan sayang padaku, matanya memerah akhirnya tumpah kepipinya dan segera dihapusnya, lelaki itu memang paling benci dengan air mata. Aku tersenyum ayah tak pernah berubah pikirku, lalu kudengar lagi kata hatinya, “akhirnya aku kehilangan putraku satu-satunya untuk selamanya, tujuh tahun kita berpisah dan bertemu dalam keadaan menyedihkan seperti ini, maafkan aku anaku.” Aku terharu mendegar kata-kata itu aku menangis dan berkata lirih, kenapa baru sekarang, kenapa saat aku sudah tak ada lagi, kenapa baru sekarang merasa kehilanganku.  Aku menggigil dan kedua kakiku rasanya lemas tak berdaya.
Kemudian kudengar lagi suara hati adiku, saudara perempuanku satu-satunya, “sekarang aku benar-benar sendiri, sekarang siapa lagi yang akan cerewet padaku akan masalah rambutku, kebersihan rumah dan sekolahku, siapa lagi? Kau bahkan tetap begitu padaku salama tujuh tahun ini meski sekalipun kita tak pernah bertemu, kau bahkan tak pernah bercerita masalahmu padaku,kau satu-satunya saudaraku, meskipun kadang aku cuex bukan bebarti aku tak memperhatikanmu, aku melakuakan smua itu karena memang sifatku yang pendiam”.
Aku masih terus menangis kemudian kudengar suara hati seorang teman yang amat kukenal, maimuna sahiba, maaimuna sahiba yang baik dan sering menolongku dari kesusahan, “ finnaly kau pergi juga, kau bahkan tak cerita apa masalahmu,  kenapa? Dasar gadis bodoh umpatnya untuku, kau bilang mau mengalahkan dunia sialan ini bersamaku, kau bilang mau jadi temanku selamanya, tapi kau malah meninggalkanku, menipuku dengan cara kampungan itu, bahkan kau masih punya utang yang belum kau bayar padaku, dasar kau gadis bodoh”, umpatnya lagi, dia terus mengumpat dan terus menyebutku sebagai gadis dalam keadaan seperti itu, dasar “rude boy” lirihku, namun dia  merasa kehilangan, bisa kulihat dia menghapus air matanya. Kemudian datang suara hati etekku, “kau bilang kau baik-baik saja, kau sembunyikan semuanya dariku, kau bohongi aku,” kulihat etek dan zul fadli menagis.
Aunty rini juga datang, dia hanya mengirimkan doa untuku dan dia yang tau bagaimana menderitanya aku walau tak sepenuhnya dia tahu tapi dialah yang paling banyak tahu apa yang terjadi dalam hidupku., selamat jalan anaku lirihnya. Saudara-saudaraku yang lain hanya terbengong dan dan tak bisa berkata-bata selain memndangi wajah pucatku, air mataku masih belum berhenti saat ibu kos datang melihatku  dia menyayangi kematianku padahal menurutnya aku anak yang baik. Tiba-tiba saja aku merasa ringan karena kata ajaib maaf, ya aku memaafkan semua yang terjadi dalam hidupku, maimunaaa teriakku, disurga akan kuganti hutangku  dan tentu saja dia tak mendengarnya.
 Tubuhku terasa ringan, kupandangi ayah, ibu, adik , teman dan semua orang disana. Aku tersenyum lalu perlahan tubuhku mulai lenyap seperti terhapus, aku tak bisa melihat kakiku lagi, perlahan tapi pasti sirna dan lenyap hingga aku benar-benar tak bisa lagi memandang wajah ibu, satu-satunya wanita yang kucintai didunia ini. Ku tunggu disurga mommy, maaf aku tak bisa membuatmu bahagia. I love you mom. Kemudian aku benar-benar hilang untuk selamanya.
Waktuku telah habis, rasa takut yang tiap hari melandaku juga sirna, kesepian yang  tak berujung juga berakhir, tangis sebelum tidur juga sudah selesai, menulis kisah sedih juga telah tamat, menyemangati diri sendiri tak perlu lagi, menahan hati dan persaan juga tak akan kulakukan lagi, paling tidak aku telah kehilangan satu penderitaan besarku di dunia sialan ini, urusan diakhirat biarlah tuhan yang menentukan vonis untukku, biarlah …..biarlah…..biarlah……
             Namaku xxxxxxxxxx, orang-orang kos memanggilku Edo, aku meninggal diusia muda meninggalkan sejuta kenangan pahit dan sejuta impian dan harapan untuk orang-orang yang kucinta. Meninggalkan kisah sedih dibuku diaryku dan semua itu berawal dihari kelahiranku, hari yang seharusnya membuatku  merasakan kebahagiaan tapi kenyataannya pada setiap tanggal dan bulan itu, sesuatu yang buruk dan besar selalu terjadi padaku, kata ibuku aku berbulu buruk yang artinya bernasib sial.
Hujan selalu turun dihari kelahiranku sebagai tanda kesedihanku yang mendalam juga sebagai kenangan dalam hidupku, sebagai musik dalam tarian kesedihanku, inilah aku dan scenario kematianku.



RASA TAKUT



Aku mulai merasakan ketidak seimbangan hidupku, lebih banyak sedihan yang kujalani, aku mulai merasa tidak berguna, manusia yang gagal dan hina. pada kenyataannya saat ini aku tak memiliki kegiatan yang berarti yang dapat membantu/menambah keuanganku, bisnis online yang aku jalani dari 4/5 tahun yang lalu mulai sepi, aku seperti ikan yang kekurangan air, namun tetap berusa agar bisa bernafas dan bertahan hidup, satu persatu mulai terpikirkan untuk menjual barang yang mungkin dapat menutupi segala kekuranganku, untuk biaya hidup dan sewa kamar kos-ku. aku tak berani menceritakan pada orang tuaku, jika kuceritakan satu-satunya solusi yang bisa mereka berikan hanyalah menyuruhku pulang kerumah.
Mereka mungkin tidak mengerti bahwa aku ingin menjadi orang yang sukses dengan usaha yang telah aku rintis, yang telah aku jalani dan bangun, aku mencintai bidang ini namun selalu terkendala oleh modal. aku tak ingin pulang dengan tangan kosong sama perti saat aku pergi dari rumah. aku ingin membuktikan bahwa aku bisa sukses bahwa aku bisa membuat orang tuaku bangga dan bahagia. hanya itulah yang kuinginkan. namun semua itu tidak gampang, tidak semudah yang kubayangkan, aku tergelincir dan hampir jatuh kejurang yang semakin gelap, aku dalam kondisi yang tidak baik secara finansial, kesehatan dan mental.
Alasan kesehatan membuatku tidak bisa mencari pekerjaan, memang kondisi tubuhku sedikit lemah dan suhu tubuhku juga sedikit berbeda dengan suhu tubuh orang kebanyakan. aku juga tidak tahu tapi dalam 11 tahun ini aku tidak pernah kedokter kecuali beberapa kali kebidan kesehatan karena demam itupun bisa dihitung dengan jari, suhu tubuhku lebih panas dari suhu tubuh orang lain, jika ada seseorang yang menyentuhku mereka pasti selalu bertanya, apakah aku sakit? apa aku demam? tapi beberapa bulan belakangan ini aku jatuh sakit dan tak kunjung pulih sampai hari ini. aku menerima semua ini, menjalani semua ini sendirian dengan sabar dan berobat jalan. sekilas aku terlihat sehat-sehat saja namun jika aku bergerak atau melakukan apa saja dan sedikit kelelahan bisa dipastikan esoknya aku akan demam atau sakit. seperti inilah kondisiku sekarang.
Dan ditambah lagi dengan kondisi mentalku yang abnormal, ya aku seorang penyuka sesama jenis tapi bukan tipe pencari seks, aku adalah tipe pencari cinta, pecinta sejati, setia dan flexibel. bisakah kalian bayangan tiga hal ini selalu membebani pikiranku setiap harinya, membuatku merasa takut dan cemas, takut aku tak bisa melanjutkan hidupku, takut esok aku tidak makan, takut tidak bisa membahagiakan kedua orangtuaku, takut cintaku hanya jadi pelampiasan orang-orang yang mencari kenikmatan semu.
aku pernah menjadi korban peng-kamuflase cinta setelah berhasil meniduriku lalu mencari alasan untuk meninggalkanku atau menghilang tanpa kabar berita. bukan seperti itu yang kucari. yang kubutuhkan hanyalah cinta dan seseorang yang sayang padaku, yang mau datang padaku saat aku sakit ataupun aku butuhkan, aku cuma minta itu saja tapi orang-orang jahat sering kali memanfaatkan kenaifanku. aku tidak tumbuh dewasa dengan matang karena dalam lubuk hatiku yang paling kecil aku masih sangat mengimpikan kasih sayang itu, aku masih merasa seperti remaja 17 tahun yang bersikap dewasa untuk memperlihatakan bahwa aku kuat, tegar dan dewasa padahal didalam hatiku rapuh, hancur dan tek berbentuk lagi.kemudian aku menjadi ahli dalam berpura-pura, menutupi perasaan, senyum palsu hanya untuk terlihat kuat dan baik-baik saja walau  sebenarnya tidak.
Seperti hari ini lagi dan lagi aku mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang2 yang menganggap bahwa gay adalah simbol seks dan pemuas nafsu, aku tidak tahu apa yang ada diwajahku sehingga beberapa orang bisa saja terangsang saat berada didekatku, meskipun aku hanya diam, aku bukanlah tipe penggoda atau sifat liar lainya, aku adalah tipe baik2 versi dunia homoseksual. aku tak pernah menggoda orang lain atau menjajakan diriku terhadap orang lain tapi tetap saja aku tidak mengerti kenapa beberapa orang memperlakukanku seolah-olah aku adalah l*nte ataupun murahan.  aku gay bukan pelacur !!! aku juga tak tahu apa yang membuat orang-orang tersebut terangsang melihatku, dari yang kuperhatikan mereka akan melihatku dalam2 dan saat aku menangkap mata mereka kemudian memberikan senyum dan mengalihkan perhatian dari mereka namun hal itu tetep saja tak semuanya berhasil mengalihkan perhatian mereka bahkan ada yang sampai nekat mengeluarkan alat kelaminya didepanku, ada yang selalu mengikutiku dan ada yang mencegatku dan semua itu membuatku tidak nyaman.
aku bukanlah tipe pemarah atau pembenci. jika terjadi seseuatu yang buruk ujung-ujungnya yang kusalahkan pasti diriku sendiri, karena kebodohanku dan aku sering mengutuk diriku sendiri, kenapa aku tidak mati saja atau jika aku sedang berharap kenapa aku tidak terlahir sebagai wanita saja.
Tapi sekarang aku sudah lebih bisa menerima diriku apa adanya, ingat beberapa tahun yang lalu saat aku benar2 diujung keputusasaan sehingga terciptalah sebuah tulisan skenario kematian, ya aku lelah dengan hidupku dan aku ingin mengakhiri hidupku seperti skenario yang kutulis sendiri.



Friday, February 6, 2015

06/02/2015 Hari-hari gelap

Jangan berharap jika kalian mampir di blog ini bisa menemukan sesuatu yang membuat kalian tersenyum, disini hanya ada hitam putih dan kelabunya hidupku. aku hanya mencoba menjelaskan bagaimana perasaanku yang sebenarnya, yang tak pernah ku ungkapkan sebelumnya. gelap dan tak tahu arah seperti itulah yang terjadi dan yang kurasakan, aku hampir kehilangan rasa percaya diriku, aku hampir kehilangan jati diriku, aku tak tahu tujuan hidupku, semuanya berantakan, kacau balau. kupikir semakin lama aku akan semakin kuat tapi kenyataannya justru sebaliknya aku semakin lemah. ya seperti inilah jika menjalani hidup sendirian, menghadapi apapun sendirian, hidupku tak berwarna sama sekali.
Bukan karena tak punya orang tua, aku punya tapi mereka jauh, aku merantau kekota ini saat masih remaja lebih kurang 11 tahun yang lalu dan bukan juga tak punya teman, aku punya beberapa teman walau tidak banyak. 11 tahun sendirian kira-kira apa saja yang hilang dari hidupku? hampir semuanya! aku mengerti sekali rasanya kehilangan.
Malam ini saat kulihat wajahku dicermin, terlihat jelas aku kehilangan sinar / aura diwajahku, sayu dengan mata panda memperjelas bahwa aku dalam kondisi tidak baik. ya aku sedang sakit saat ini, sudah berbulan-bulan dan aku masih merahasiakannya dari semua orang, aku menjalaninya, menghadapinya sendirian dengan senyum palsu yang selalu mampu mengecoh mata orang lain tapi melihat wajahku malam ini, aku yakin sekali siapapun yang melihatku pasti akan langsung bertanya apakah aku sedang sakit?
Karena terbiasa bisa aku jadi benci jika ada yang merasa kasian padaku, sumpah aku tidak butuh rasa kasian siapapun, aku terbiasa kuat, terbiasa sendiri, terbiasa menghapus air mataku sendiri, terbiasa menyemangati diriku sendiri.
Hidupku memang berantakan, penuh kesedihan dan air mata, kebahagiaan yang muncul kadang hanya semu semata, habis manis sepah dibuang pribahasa itu sangat pas dengan diriku. mungkin karena aku lemah jadi orang-orang sering memanfaatkanku, mungkin karena aku tidak bisa marah jadi orang-orang bisa seeenaknya memperlakukanku dan mungkin juga aku bodoh membiarkan hal-hal buruk yang dilakukan orang lain terhadapku tanpa berkeinginan untuk membalasnya. semenjak hidup sendirian aku mulai sedikit demi sedikit melihat kuasa Tuhan, Allah selalu membantuku, menguatkan hatiku, walau sering dilanda rasa takut yang teramat sangat kemuadian Allah bukakan sebuah pintu untuk aku keluar dari rasa takut, cemas dan sedihku, banyak kejadian tak terduga.
Meskipun sendirian dan jauh dari orang tua untungnya aku tidak terlibat dalam masalah-masalah kenakalan remaja, narkoba, rokok dll. hanya satu yang aku tidak mampu menyangkalnya adalah aku seorang homoseksual, penyuka sesama jenis. aku baru menyadarinya setelah 1 tahun berada dikota ini, dari kecil aku memang punya perasaan khusus terhadap laki-laki tapi saat itu aku masih belum menyadarinya, aku masih belum tahu apa namanya. sampai suatu hari kisah cinta terlarangku dimulai.

Bersambung




Wednesday, January 14, 2015

Rintik Hujan

Hai, panggil aku awan, kali ini aku akan buka-bukaan tentang hidupku, ini sudah berlangsung selama hampir 12 tahun, sudah terlalu lama bagiku untuk menyimpan semuanya sendiri. harapku setelah ini tidak ada lagi rahasia atau pun  beban pikiran, paling tidak aku merasa sedikit lebih ringan setelah menuliskan semua ini. butuh waktu yang cukup lama bagiku untuk memutuskan menuliskan cerita ini, banyak hal yang jadi pertimbanganku, tapi sekarang aku sudah siap dengan segala resiko apapun. harapku lagi semoga ada yang bisa diambil dan dijadikan pelajaran dari apa yang akan ku tuliskan ini.seperti yang selalu kutanamkan dalam hati dari 12 tahun belakangan ini " sabar" begitulah kata-kata ibuku.

Selamat membaca
Awan